Kamilah
penerusmu
Ada apa dengan dunia ini???
Ketika budaya – budaya barat menginfeksi hati melalui
media masa, fashion sehingga jilbab yang sebenarnya bisa menjadikan seorang muslimah
lebih terpancar sinarnya, kini dicap sebagai tradisi kuno yang tidak modern.
Ada apa dengan dunia ini ???
Ketika TV, internet, dan lain-lain menjadi pengganti
kitab suci kita. Tahan berjam2 untuk menonton TV, tahan berjam-jam untuk chating tetapi sangat mudah sekali bosan
ketika membaca Al-Qur’an.
Ada apa dengan dunia ini ???
Ketika sex bebas sudah menjadi hal yang biasa bagi kalangan
manusia yang belum resmi menjadi suami istri. Apakah mereka tidak takut akan neraka
yang jika terkena asap nya diujung kaki saja, otak ini bisa meledak.
Ada apa dengan dunia ini ???
Ketika para artis berubah menjadi nabi, sangat dikagumi,
ditiru gaya hidup, berpakaian, bahkan jika bisa bertemu bisa pingsan karena
terlau senangnya, sedangkan mereka jarang bershalawat kepada nabi mereka
sendiri, yang sudah jelas dapat memberikan syafa’at nya nanti.
Namun sahabat,
sekarang bukan saatnya hanya mengumpat saja, bukan pula saatnya kita untuk
mengikuti hal tersebut, sekarang adalah saatnya kita untuk bangkit!! Membenahi
agama kita, yang sungguh keadaanya sangat ironis. Kuatkan tekat dan niat,
lafazkan basmalah dan katakan dengan tegas kepada diri anda. Kamilah penerusmu ya
Rasul, kamilah yang akan terus dan terus menjaga agama ini, kamilah penyeru dalam
kebaikan, dan kamilah para mujahid!!
Dunia ini rindu dengan generasi Ibrahim yang dengan kapak
tauhidnya menghancurkan berhala, yang berseru lantang didepan penguasa dhalim.
Dunia ini rindu dengan generasi Musa yang dengan kebersihan
hatinya menghapus kebodohan, yang dengan keberaniannya meluluhkan keangkuhan pengakuan
Tuhan.
Dunia ini rindu dengan generasi Muhammad. Yang
dengan kelemah lembutannya melunakan hati para pecinta berhala.Yang dengan kefasihan
lisannya menyeru manusia pada kebenaran.
“Haio rang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah,
niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (Q.s. Muhammad: 7)
Mentoring itu
apasih ???
Berawal dari berdirinya jamaah Ikhwanul Muslimin pada tahun 1928 M
di Mesir. Pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan al Banna sangat prihatin dengan kondisi
umat islam saat itu yang jauh dari nilai-nilai islam. Beliau berusaha keras mengembalikan
umat kepada agamanya. Dari pengamatannya yang mendalam, beliau sampai pada suatu
kesimpulan bahwa hal ini disebabkan kaum Muslimin tidak terdidik secara islami.
Lalu beliau mengenalkan system pendidikan alternatif yang harus dilakukan oleh anggota
jamaahnya. Sistem itu disebut dengan system usrah (mentoring/halaqah). Anggota jamaahnya
dibagi dalam kelompok kecil berdasarkan tingkat pemahamannya terhadapislam.
Dengan dibimbing seorang naqib, paraan anggota Ikhwanul Muslimin saat
itu secara serius mempelajari islam yang berorientasi pada pengamalan Islam.
Hasilnya, jamaah Ikhwanul Muslimin saat itu dikenal oleh kawan dan lawannya sebagai
jamaah yang anggotanya sangat konsisten menegakkan islam di dalam diri dan masyarakat.
Sepeninggalan Hasan Al-banna, system usrah dilanjutkan oleh parapengikutnya.
Sistem ini akhirnya menyebar.
Sebenarnya dahulu Rasulullah sudah menerapkan system ini. Rasulullah
pada saat itu diutus pada kondisi masyarakat yang sedemikian rusak hanya sendirian.
Benar - benar sendirian pada awalnya. Apa yang pertama beliau lakukan pada masyarakat
seperti itu? Setelah Rasulullah berhasil berdakwah dengan sembunyi-sembunyi,
maka mereka dibawa semuanya ke sebuah pertemuan rutin yang disebut Darul Arqam.
Darul Arqam hanyalah sebuah majelis kecil yang berisi delapan sampai
sepuluh sahabat. Majelis ini diselenggarakan dirumah sahabat Arqam bin Abil Arqam
yang terletak didaerah pegunungan. Dari majelis kecil ini lahirlah manusia-manusia
pengukir sejarah. Apa yang mereka lakukan? Rasulullah dan para sahabat memulai karir
sejarah mereka dari sebuah halaqah (posisi duduk melingkar persis mentoring)
yang didalamnya dilakukan empat aktifitas: membaca al-Qur’an, mempelajari
al-Qur’an, mempelajari sunnah, dan menyucikan ruhiyah.
Dari Darul Arqam-lah, kemudian Islam meluas dalam masyarakat jahiliyah
saat itu. Satu persatu orang terseret dalam arus kebaikan, ma’siyat mulai terkikis.
Lingkaran kecil itu pun berubah menjadi pengayom bagi dua pertiga bumi ini. Menciptakan
kemakmuran yang tiada pernah terbayang manusia.
Kok bisa ya dari
lingkaran kecil itu menyelamatkan bangsa yang bobrok???
Dari halaqoh yang dibina oleh Rasulullah para sahabat mendapatkan ilmu,
mempererat ikatan hati dalam halaqah mereka, memperkuat optimis medalami hidup mereka,
dan menumbuhkan kemuliaan dengan keislaman mereka. Dengan begitu mereka mereka menjadi
manusia-manusia sholeh nan cerdas.
Para sahabat yang telah terbina itu lalu mereka menikah. Mereka membina
keluarga. Dari keluarga para sahabat yang baik ini terbentuklah masyarakat yang
baik. Begitu seterusnya sampai terbentuk negara yang baik dan akhirnya menjadi
pengayom dunia.
Bisakah kita melakukannya? Tentu, asal kita lakukan dengan prosedur
yang sama, bersungguh-sungguh, dan terus-menerus, maka suatu saat nanti kitalah
yang akan menjadi solusi bagi segala permasalahan bangsa dan umat-umat islam ini.
Memang bukan hari ini! Tapi, nanti dan itu pasti! Alahuakbar!!!!!!!!!
Kenapa Mentoring???
Kenapa harus mentoring, saya rasa seminar saja cukup,??
Seminar – seminar sekarang memang sangat bagus,
namun kenapa harus mentoring?? Karena mentoring memiliki sifat produktif dan dinamis
yang tidak dimilki oleh seminar seminar. Mungkin pada saat kita mengikuti
seminar kita akan semangat untuk berdakwah, namun hari berikutnya semangat itu akan
turun dan bahkan habis begitu saja. Lain halnya dengan mentoring, seorang murabi
(mentor/ pembina) akan senantiasa menjaga mentoring atau halaqah yang dibinanya
agar dinamis, dan produktif, senantiasa melihat perubahan adik didiknya untuk mencapai
halaqah yang muntijah(sukses).
Sahabat, mari kita bersyukur karena kita masih bertemu
dengan mentoring hari ini. Jadikan ia lingkaran terindah dalam hidup kita. Lingkaran
tempat kita berbagi ilmu, tempat kita berdiskusi, tempat untuk sharing, tempat untuk
saling menjalin persaudaraan sejati dengan saudara seiman kita.
Sekelumit “TENTANG
MENTORING” sudah disampaikan di atas. Nah, ada beberapa teknis yang perlu diketahui
dari mentoring.
Kenali istilah
dahulu yuk J
Mentor: yang menyampaikan materi
Mentor: yang menyampaikan materi
Mentee: yang menerima materi dari mentor
So, para Mentor
harus Prepare dulu sebelum mentoring, diantaranya :
- Menentukan target kemenangan kecil /
program-program pada mentoring
- Mempersiapkan “surprise”
- Mempersiapkan taujih
- Mempersiapkan evaluasi
- Memasukkan mentoring ke dalam agenda
pribadi
- Mengembalikan keikhlasan
- Membugarkan tubuh
Mengenali kepribadian
mentor sangat diperlukan dalam rangka mencapai tujuan dari
mentoring ini. Check this out diagram di bawah ini:
Cepat
|
Lama /
|
Murabbi SUPER adalah SUPER MURABBI J ia yang dapat merealisasikan ke-3 capaian dibawah
ini, Biidznillah..
1.
Tercapainya
pembentukan KARAKTER KEPRIBADIAN MUSLIM (muwashaffat)
2.
Tercapainya
pembentukan MENTOR BARU YANG HANDAL
3.
Tercapainya PENGEMBANGAN
POTENSI PESERTA secara maksimal
Apa dan bagaimana Karakter KEPRIBADIAN MUSLIM
:
1. Salimul
Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada
pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki
ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak
akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan
kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada
Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku,
hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena
memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam
da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan
aqidah, iman atau tauhid.
2. Shahihul Ibadah
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul
Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ’shalatlah kamu
sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan
bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah
Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.
3. Matinul Khuluq.
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan
sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam
hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang
mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat.
Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka
Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan
kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al-
Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar
memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).
4. Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi
muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya
tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan
fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam
Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang
di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu,
kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari
penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap
kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan
jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga
termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang
kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).
5. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi
pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah
(cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia
antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu
tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar
dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari
manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan.
Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan
ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak
ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan
aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman
dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan
tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh
karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas
seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:samakah orang yang
mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang
berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).
6. Mujahadatun Linafsihi
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah
satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia
memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan
kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya
kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam
melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri
manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang
artinya: Tidak beragama seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa
nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).
7. Harishun ‘ala Waqtihi.
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting
bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu
besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an
dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili
dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang
sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada
manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat
sebuah semboyan yang menyatakan:
‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’ Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.
8. Munazhzhamun fi Syu’unihi.
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk
kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh
karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun
muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan
ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga
Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusán dikerjakan secara
profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu
mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban,
adanya kontinyuitas dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan diantara yang
mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.
9. Qodirun ‘alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun
alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini
merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang
menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian,
terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang
telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu
pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya
bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq,
shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah
mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik
keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah
seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan
keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena
rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill
atau ketrampilan.
10. Naafi’un Lighoirihi.
Bermanfaat
bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada
setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga
dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena
bermanfaat besar. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir,
mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam
hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil
peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw
bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi
orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim
yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan
pada diri kita masing-masing.
*sumber: dakwatuna.com
TIPE GRUP MENTORING: is number 4!
Mentoring MUNTIJAH : SUKSES
Ada dua kriteria ke-SUKSES-an sebuah mentoring. (1) Tercapai nya
dinamisasi, sehingga jalannya mentoring berlangsung menggairahkan dan tidak
menjemukan. (2) Tercapai nya produktivitas, sehingga tujuan mentoring dapat
tercapai.
Mentoring
Muntijah/ SUKSES
=
Dinamis + Produktif
(dalam
proses) (dalam tujuan)
|
Sumber:
*satria hadi lubis
Sesungguhnya telah datang kepada
kalian cahaya dari Allah, dan kitab yang
menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti
keridhaan-Nya kejalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah
mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang
dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Al-Maidah:
15-16)
Sesungguh nya
orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan
ayat-ayatnya kepada mereka bertambah (kuat) iman nya dan hanya kepada Tuhan
mereka bertawakkal. (Al-Anfal: 2)
0 komentar:
Posting Komentar