Salam Ukhuwah

Ikatan ukhuwah yang senantiasa terjalin untuk bersama sama berjuang di jalan Allah

Training Moslem Managerial Leadership Camp Nasional Angkatan II (MMLC Nasional II)

Sebuah pelatihan kepemimpinan yang ditanggung jawabi oleh FULDFK (Forum Ukhuwah Lembaga Fakultas Kedokteran Indonesia) dimana peserta dari pelatihan ini berasal dari Fakultas Kedokteran dari berbagai Universitas di seluruh Indonesia.

Suasana Pemberian Materi Pada MMLC Nasional II

Para peserta MMLC nasional tampak antusias menerima materi

Foto bareng akhwat MMLC Nasional II

Semangat juang yang nampak di wajah para pejuang akhwat MMLC Nasioanl II

Outbond Super Seru MMLC Nasional II

Foto bareng para peserta MMLC seakan menampakkan kesolidannya

Selasa, 04 September 2012

RPO: Tak Sekedar Evaluasi



RPO: Tak Sekedar Evaluasi

Mia Nurnajiah dan Rahmya Sausan

RPO?Ketika singkatan ini dimasukkan sebagai kata kunci di Google, maka salah satu singkatannya dalah Red Meat Producer Organisation…Tapi bukan itu maksud kami pada kesempatan kali ini. RPO dalam hal ini adalah singkatan dari RENCANA PENGEMBANGAN ORGANISASI. Dimulai dari pengertian Organisasi. Organisasi adalah bentuk kesatuan dari sekumpulan orang (2 orang atau lebih) yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama.
Pengembangan organisasi berhubungan dengan suatu strategi, sistem, proses –proses guna menimbulkan perubahan organisasi sesuai dengan rencana. Tujuan RPO umumnya untuk membuat perubahan yang direncanakan, mengubah semua elemen yang ada, mencakup keyakinan, sikap, nilai, dan struktur. Tujuan pengembangan organisasi lainnnya dapat berupa:
1. Efektifitas pelaksanaan organisasi
2. Perbaikan kompetensi antar pribadi
3. Pengembangan antar dan intra kelompok untuk mengurangi ketegangan
4. Pengembangan metode penyelesaian konflik yang lebih baik
5. Meningkatkan motivasi, kerja sama, dan memperbanyak inovasi
RPO sudah pasti melibatkan proses yang nantinya akan membawa kepada perubahan dan kemajuan organisasi. Berikut skema dasar RPO:


Untuk meraih beragam tujuan yang telah disebutkan sebelumnya, setiap anggota organisasi harus memiliki kemampuan menganalisis, merumuskan dan menentukan prioritas masalah, mengembangkan alternative pemecahan, dan mengambil keputusan. Setelah mengusasai kemampuan tersebut, setiap anggota perlu menguasai langkah-langkah untuk mengaplikasikan RPO. Langkah-langkah RPO di antaranya:
1.      Mengetahui masalah organisasi. Hal ini dapat dilakukan dengan observasi, menyebar kuesioner, diskusi atau wawancara kepada setiap anggota dan masyarakat lingkungan sekitar organisasi.
2.      Diagnosis Organisasis. Hal ini dapat dilakukan dengan menganalisis organisasi melalui SWOT (Strength;Weak;Oppurtunity;Treat). Pada tahap 2 ini kita merumuskan masalah.
3.      Feedback.  Feedback dilakukan dengan berdiskusi dan melakukan stratifikasi masalah. Stratifikasi masalah adalah mengurutkan masalah yang besar dan kecil, lalu masalah tersebut diprioritaskan.
4.      Pengembangan strategi perubahan dalam rangka mencari alternatif dan dipilih solusi yan terbaik.
5.      Intervensi
6.      Pengukuran dan evaluasi.
Tentukan terlebih dahulu, RPO akan dievaluasi setelah berapa lama. Ketika dievaluasi, lihat apakah tujuan sudah tercapai. Kembali ke tahapan feedback.
Rancangan yang sistematis bukanlah syarat untuk merunusksn RPO.
Tetapi, RPO yang lebih baik adalah yang tersusun secara sistematis. Contoh RPO yang sistematis adalah sebagai berikut:
I.       Pendahuluan
i.     Latar Belakang
ii.   Deskripsi Organisasi
II.    Identifikasi Masalah
i.     Faktor Internal
a.    Unsur kekuatan organisasi
b.   Unsur kelemahan organisasi
ii.   Faktor Eksternal
a.    Unsur peluang organisasi
b.   Unsur ancaman organisasi
iii. Rumusan Masalah
III. Tujuan dan Kegunaan
i.     Tujuan
ii.   Kegunaan
IV. Pola Pengembangan Organisasi
i.     Arah Pengembangan
a.    Jangka Pendek
b.   Jangka Panjang
ii.   Bidang yang akan dikembangkan
iii.    Bentuk Pengembangan
iv.    Teknik Pengembangan
a.       Intervensi rencana tindakan
b.      Alokasi waktu dan tempat
c.       Penanggung jawab
d.      Rencana pengukuran dan evaluasi
V. Penutup
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam RPO adalah teknik sebagai strategi pencapaian RPO yang lebih baik. Teknik Pengembangan RPO meliputi:
1. Pembentukan tim
2. Konsultasi Proses
3. Pemerkayaan Pekerjaan
4.Modifikasi Perilaku Organisasi
5. Desain Pekerjaan
6. Manajemen  Konflik
7. Perencanaan Karier dan Kehidupan
8. Manajemen berdasarkan sasaran




RPO bukan sekedar evaluasi sistematis di atas kertas, melainkan sebuah rancangan yang membentuk sebuah siklus seperti skema di atas sehingga RPO terus berlangsung selama berdirinya sebuah organisasi. Dengan begitu, setiap tujuan ideal dari RPO yang sebagian besarnya untuk menjadikan organisasi lebih baik dan kreatif dari sebelumnya dapat tercapai.

Sumber:
Materi dari Dani Ferdian di MMLC II Nasional, 2012
Materi dari Mulyadi Suabrjo pada LKMM Nasional ISMKI, 2009

Minggu, 02 September 2012

Mentoring Super !






Kamilah penerusmu
Ada apa dengan dunia ini???
Ketika budaya – budaya barat menginfeksi hati melalui media masa, fashion sehingga jilbab yang sebenarnya bisa menjadikan seorang muslimah lebih terpancar sinarnya, kini dicap sebagai tradisi kuno yang tidak modern.

Ada apa dengan dunia ini ???
Ketika TV, internet, dan lain-lain menjadi pengganti kitab suci kita. Tahan berjam2 untuk menonton TV, tahan berjam-jam  untuk chating tetapi sangat mudah sekali bosan ketika membaca Al-Qur’an.

Ada apa dengan dunia ini ???
Ketika sex bebas sudah menjadi hal yang biasa bagi kalangan manusia yang belum resmi menjadi suami istri. Apakah mereka tidak takut akan neraka yang jika terkena asap nya diujung kaki saja, otak ini bisa meledak.

Ada apa dengan dunia ini ???
Ketika para artis berubah menjadi nabi, sangat dikagumi, ditiru gaya hidup, berpakaian, bahkan jika bisa bertemu bisa pingsan karena terlau senangnya, sedangkan mereka jarang bershalawat kepada nabi mereka sendiri, yang sudah jelas dapat memberikan syafa’at nya nanti.

Namun sahabat,  sekarang bukan saatnya hanya mengumpat saja, bukan pula saatnya kita untuk mengikuti hal tersebut, sekarang adalah saatnya kita untuk bangkit!! Membenahi agama kita, yang sungguh keadaanya sangat ironis. Kuatkan tekat dan niat, lafazkan basmalah dan katakan dengan tegas kepada diri anda. Kamilah penerusmu ya Rasul, kamilah yang akan terus dan terus menjaga agama ini, kamilah penyeru dalam kebaikan, dan kamilah para mujahid!!

Dunia ini rindu dengan generasi Ibrahim yang dengan kapak tauhidnya menghancurkan berhala, yang berseru lantang didepan penguasa dhalim.

Dunia ini rindu dengan generasi Musa yang dengan kebersihan hatinya menghapus kebodohan, yang dengan keberaniannya meluluhkan keangkuhan pengakuan Tuhan.

Dunia ini rindu dengan generasi Muhammad. Yang dengan kelemah lembutannya melunakan hati para pecinta berhala.Yang dengan kefasihan lisannya menyeru manusia pada kebenaran.

“Haio rang-orang yang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedu­dukanmu.” (Q.s. Muhammad: 7)

Mentoring itu apasih ???

Berawal dari berdirinya jamaah Ikhwanul Muslimin pada tahun 1928 M di Mesir. Pendiri Ikhwanul Muslimin, Hasan al Banna sangat prihatin dengan kondisi umat islam saat itu yang jauh dari nilai-nilai islam. Beliau berusaha keras mengembalikan umat kepada agamanya. Dari pengamatannya yang mendalam, beliau sampai pada suatu kesimpulan bahwa hal ini disebabkan kaum Muslimin tidak terdidik secara islami. Lalu beliau mengenalkan system pendidikan alternatif yang harus dilakukan oleh anggota jamaahnya. Sistem itu disebut dengan system usrah (mentoring/halaqah). Anggota jamaahnya dibagi dalam kelompok kecil berdasarkan tingkat pemahamannya terhadapislam.

Dengan dibimbing seorang naqib, paraan anggota Ikhwanul Muslimin saat itu secara serius mempelajari islam yang berorientasi pada pengamalan Islam. Hasilnya, jamaah Ikhwanul Muslimin saat itu dikenal oleh kawan dan lawannya sebagai jamaah yang anggotanya sangat konsisten menegakkan islam di dalam diri dan masyarakat. Sepeninggalan Hasan Al-banna, system usrah dilanjutkan oleh parapengikutnya. Sistem ini akhirnya menyebar.

Sebenarnya dahulu Rasulullah sudah menerapkan system ini. Rasulullah pada saat itu diutus pada kondisi masyarakat yang sedemikian rusak hanya sendirian. Benar - benar sendirian pada awalnya. Apa yang pertama beliau lakukan pada masyarakat seperti itu? Setelah Rasulullah berhasil berdakwah dengan sembunyi-sembunyi, maka mereka dibawa semuanya ke sebuah pertemuan rutin yang disebut Darul Arqam.

Darul Arqam hanyalah sebuah majelis kecil yang berisi delapan sampai sepuluh sahabat. Majelis ini diselenggarakan dirumah sahabat Arqam bin Abil Arqam yang terletak didaerah pegunungan. Dari majelis kecil ini lahirlah manusia-manusia pengukir sejarah. Apa yang mereka lakukan? Rasulullah dan para sahabat memulai karir sejarah mereka dari sebuah halaqah (posisi duduk melingkar persis mentoring) yang didalamnya dilakukan empat aktifitas: membaca al-Qur’an, mempelajari al-Qur’an, mempelajari sunnah, dan menyucikan ruhiyah.

Dari Darul Arqam-lah, kemudian Islam meluas dalam masyarakat jahiliyah saat itu. Satu persatu orang terseret dalam arus kebaikan, ma’siyat mulai terkikis. Lingkaran kecil itu pun berubah menjadi pengayom bagi dua pertiga bumi ini. Menciptakan kemakmuran yang tiada pernah terbayang manusia.

Kok bisa ya dari lingkaran kecil itu menyelamatkan bangsa yang bobrok???

Dari halaqoh yang dibina oleh Rasulullah para sahabat mendapatkan ilmu, mempererat ikatan hati dalam halaqah mereka, memperkuat optimis medalami hidup mereka, dan menumbuhkan kemuliaan dengan keislaman mereka. Dengan begitu mereka mereka menjadi manusia-manusia sholeh nan cerdas.

Para sahabat yang telah terbina itu lalu mereka menikah. Mereka membina keluarga. Dari keluarga para sahabat yang baik ini terbentuklah masyarakat yang baik. Begitu seterusnya sampai terbentuk negara yang baik dan akhirnya menjadi pengayom dunia.

Bisakah kita melakukannya? Tentu, asal kita lakukan dengan prosedur yang sama, bersungguh-sungguh, dan terus-menerus, maka suatu saat nanti kitalah yang akan menjadi solusi bagi segala permasalahan bangsa dan umat-umat islam ini. Memang bukan hari ini! Tapi, nanti dan itu pasti! Alahuakbar!!!!!!!!!

Kenapa Mentoring???

Kenapa harus mentoring, saya rasa seminar saja cukup,??

Seminar – seminar sekarang memang sangat bagus, namun kenapa harus mentoring?? Karena mentoring memiliki sifat produktif dan dinamis yang tidak dimilki oleh seminar seminar. Mungkin pada saat kita mengikuti seminar kita akan semangat untuk berdakwah, namun hari berikutnya semangat itu akan turun dan bahkan habis begitu saja. Lain halnya dengan mentoring, seorang murabi (mentor/ pembina) akan senantiasa menjaga mentoring atau halaqah yang dibinanya agar dinamis, dan produktif, senantiasa melihat perubahan adik didiknya untuk mencapai halaqah yang muntijah(sukses).

Sahabat, mari kita bersyukur karena kita masih bertemu dengan mentoring hari ini. Jadikan ia lingkaran terindah dalam hidup kita. Lingkaran tempat kita berbagi ilmu, tempat kita berdiskusi, tempat untuk sharing, tempat untuk saling menjalin persaudaraan sejati dengan saudara seiman kita.

Sekelumit “TENTANG MENTORING” sudah disampaikan di atas. Nah, ada beberapa teknis yang perlu diketahui dari mentoring.

Kenali istilah dahulu yuk J
Mentor: yang menyampaikan materi
Mentee: yang menerima materi dari mentor

So, para Mentor harus Prepare dulu sebelum mentoring, diantaranya :
  1. Menentukan target kemenangan kecil / program-program pada mentoring
  2. Mempersiapkan “surprise”
  3. Mempersiapkan taujih
  4. Mempersiapkan evaluasi
  5. Memasukkan mentoring ke dalam agenda pribadi
  6. Mengembalikan keikhlasan
  7. Membugarkan tubuh

Mengenali kepribadian mentor sangat diperlukan dalam rangka mencapai tujuan dari mentoring ini. Check this out diagram di bawah ini:

Cepat 

Lama / 






Murabbi SUPER adalah SUPER MURABBI J ia yang dapat merealisasikan ke-3 capaian dibawah ini, Biidznillah..
1.       Tercapainya pembentukan KARAKTER KEPRIBADIAN MUSLIM (muwashaffat)
2.       Tercapainya pembentukan MENTOR BARU YANG HANDAL
3.       Tercapainya PENGEMBANGAN POTENSI PESERTA secara maksimal

Apa dan bagaimana Karakter KEPRIBADIAN MUSLIM :






1. Salimul Aqidah
Aqidah yang bersih (salimul aqidah) merupakan sesuatu yang harus ada pada setiap muslim. Dengan aqidah yang bersih, seorang muslim akan memiliki ikatan yang kuat kepada Allah Swt dan dengan ikatan yang kuat itu dia tidak akan menyimpang dari jalan dan ketentuan- ketentuan-Nya. Dengan kebersihan dan kemantapan aqidah, seorang muslim akan menyerahkan segala perbuatannya kepada Allah sebagaimana firman-Nya yang artinya: ‘Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku, semua bagi Allah Tuhan semesta alam’ (QS 6:162). Karena memiliki aqidah yang salim merupakan sesuatu yang amat penting, maka dalam da’wahnya kepada para sahabat di Makkah, Rasulullah Saw mengutamakan pembinaan aqidah, iman atau tauhid.

2. Shahihul Ibadah
Ibadah yang benar (shahihul ibadah) merupakan salah satu perintah Rasul Saw yang penting, dalam satu haditsnya; beliau menyatakan: ’shalatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku shalat.’ Dari ungkapan ini maka dapat disimpulkan bahwa dalam melaksanakan setiap peribadatan haruslah merujuk kepada sunnah Rasul Saw yang berarti tidak boleh ada unsur penambahan atau pengurangan.

3. Matinul Khuluq.
Akhlak yang kokoh (matinul khuluq) atau akhlak yang mulia merupakan sikap dan prilaku yang harus dimiliki oleh setiap muslim, baik dalam hubungannya kepada Allah maupun dengan makhluk-makhluk-Nya. Dengan akhlak yang mulia, manusia akan bahagia dalam hidupnya, baik di dunia apalagi di akhirat. Karena begitu penting memiliki akhlak yang mulia bagi umat manusia, maka Rasulullah Saw diutus untuk memperbaiki akhlak dan beliau sendiri telah mencontohkan kepada kita akhlaknya yang agung sehingga diabadikan oleh Allah di dalam Al- Qur’an, Allah berfirman yang artinya: ‘Dan sesungguhnya kamu benar- benar memiliki akhlak yang agung’ (QS 68:4).

4. Qowiyyul Jismi
Kekuatan jasmani (qowiyyul jismi) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang harus ada. Kekuatan jasmani berarti seorang muslim memiliki daya tahan tubuh sehingga dapat melaksanakan ajaran Islam secara optimal dengan fisiknya yang kuat. Shalat, puasa, zakat dan haji merupakan amalan di dalam Islam yang harus dilaksanakan dengan fisik yang sehat atau kuat, apalagi perang di jalan Allah dan bentuk- bentuk perjuangan lainnya. Oleh karena itu, kesehatan jasmani harus mendapat perhatian seorang muslim dan pencegahan dari penyakit jauh lebih utama daripada pengobatan. Meskipun demikian, sakit tetap kita anggap sebagai sesuatu yang wajar bila hal itu kadang-kadang terjadi, dan jangan sampai seorang muslim sakit-sakitan. Karena kekuatan jasmani juga termasuk yang penting, maka Rasulullah Saw bersabda yang artinya: ‘Mu’min yang kuat lebih aku cintai daripada mu’min yang lemah’ (HR. Muslim).

5. Mutsaqqoful Fikri
Intelek dalam berpikir (mutsaqqoful fikri) merupakan salah satu sisi pribadi muslim yang penting. Karena itu salah satu sifat Rasul adalah fatonah (cerdas) dan Al-Qur’an banyak mengungkap ayat-ayat yang merangsang manusia antuk berpikir, misalnya firman Allah yang artinya: Mereka bertanya kepadamu tentang, khamar dan judi. Katakanlah: ‘pada keduanya itu terdapat dosa besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa keduanya lebih besar dari manfaatnya.’ Dan mereka bertanya kepadamu apa yang mereka nafkahkan. Katakanlah: ‘Yang lebih dari keperluan.’ Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berpikir (QS 2:219). Di dalam Islam, tidak ada satupun perbuatan yang harus kita lakukan, kecuali harus dimulai dengan aktivitas berpikir. Karenanya seorang muslim harus memiliki wawasan keislaman dan keilmuan yang luas. Bisa kita bayangkan, betapa bahayanya suatu perbuatan tanpa mendapatka pertimbangan pemikiran secara matang terlebih dahulu. Oleh karena itu Allah mempertanyakan kepada kita tentang tingkatan intelektualitas seseorang sebagaimana firman-Nya yang artinya: Katakanlah:samakah orang yang mengetahui dengan orang yang tidak mengetahui, sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran (QS 39:9).

6. Mujahadatun Linafsihi
Berjuang melawan hawa nafsu (mujahadatun linafsihi) merupakan salah satu kepribadian yang harus ada pada diri seorang muslim, karena setiap manusia memiliki kecenderungan pada yang baik dan yang buruk. Melaksanakan kecenderungan pada yang baik dan menghindari yang buruk amat menuntut adanya kesungguhan dan kesungguhan itu akan ada manakala seseorang berjuang dalam melawan hawa nafsu. Oleh karena itu hawa nafsu yang ada pada setiap diri manusia harus diupayakan tunduk pada ajaran Islam, Rasulullah Saw bersabda yang artinya: Tidak beragama seseorang dari kamu sehingga ia menjadikan hawa nafsunya mengikuti apa yang aku bawa (ajaran islam) (HR. Hakim).

7. Harishun ‘ala Waqtihi.
Pandai menjaga waktu (harishun ala waqtihi) merupakan faktor penting bagi manusia. Hal ini karena waktu itu sendiri mendapat perhatian yang begitu besar dari Allah dan Rasul-Nya. Allah Swt banyak bersumpah di dalam Al-Qur’an dengan menyebut nama waktu seperti wal fajri, wad dhuha, wal asri, wallaili dan sebagainya. Allah Swt memberikan waktu kepada manusia dalam jumlah yang sama setiap, Yakni 24 jam sehari semalam. Dari waktu yang 24 jam itu, ada manusia yang beruntung dan tak sedikit manusia yang rugi. Karena itu tepat sebuah semboyan yang menyatakan:

‘Lebih baik kehilangan jam daripada kehilangan waktu.’ Waktu merupakan sesuatu yang cepat berlalu dan tidak akan pernah kembali lagi. Oleh karena itu setiap muslim amat dituntut untuk memanaj waktunya dengan baik, sehingga waktu dapat berlalu dengan penggunaan yang efektif, tak ada yang sia-sia. Maka diantara yang disinggung oleh Nabi Saw adalah memanfaatkan momentum lima perkara sebelum datang lima perkara, yakni waktu hidup sebelum mati, sehat sebelum sakit, muda sebelum tua, senggang sebelum sibuk dan kaya sebelum miskin.

8. Munazhzhamun fi Syu’unihi.
Teratur dalam suatu urusan (munzhzhamun fi syuunihi) termasuk kepribadian seorang muslim yang ditekankan oleh Al-Qur’an maupun sunnah. Oleh karena itu dalam hukum Islam, baik yang terkait dengan masalah ubudiyah maupun muamalah harus diselesaikan dan dilaksanakan dengan baik. Ketika suatu urusan ditangani secara bersama-sama, maka diharuskan bekerjasama dengan baik sehingga Allah menjadi cinta kepadanya. Dengan kata lain, suatu urusán dikerjakan secara profesional, sehingga apapun yang dikerjakannya, profesionalisme selalu mendapat perhatian darinya. Bersungguh-sungguh, bersemangat dan berkorban, adanya kontinyuitas dan berbasis ilmu pengetahuan merupakan diantara yang mendapat perhatian secara serius dalam menunaikan tugas-tugasnya.

9. Qodirun ‘alal Kasbi
Memiliki kemampuan usaha sendiri atau yang juga disebut dengan mandiri (qodirun alal kasbi) merupakan ciri lain yang harus ada pada seorang muslim. Ini merupakan sesuatu yang amat diperlukan. Mempertahankan kebenaran dan berjuang menegakkannya baru bisa dilaksanakan manakala seseorang memiliki kemandirian, terutama dari segi ekonomi. Tak sedikit seseorang mengorbankan prinsip yang telah dianutnya karena tidak memiliki kemandirian dari segi ekonomi. Karena itu pribadi muslim tidaklah mesti miskin, seorang muslim boleh saja kaya raya bahkan memang harus kaya agar dia bisa menunaikan haji dan umroh, zakat, infaq, shadaqah, dan mempersiapkan masa depan yang baik. Oleh karena itu perintah mencari nafkah amat banyak di dalam Al-Qur’an maupun hadits dan hal itu memilik keutamaan yang sangat tinggi. Dalam kaitan menciptakan kemandirian inilah seorang muslim amat dituntut memiliki keahlian apa saja yang baik, agar dengan keahliannya itu menjadi sebab baginya mendapat rizki dari Allah Swt, karena rizki yang telah Allah sediakan harus diambil dan mengambilnya memerlukan skill atau ketrampilan.

10. Naafi’un Lighoirihi.
Bermanfaat bagi orang lain (nafi’un lighoirihi) merupakan sebuah tuntutan kepada setiap muslim. Manfaat yang dimaksud tentu saja manfaat yang baik sehingga dimanapun dia berada, orang disekitarnya merasakan keberadaannya karena bermanfaat besar. Ini berarti setiap muslim itu harus selalu berpikir, mempersiapkan dirinya dan berupaya semaksimal untuk bisa bermanfaat dalam hal-hal tertentu sehingga jangan sampai seorang muslim itu tidak bisa mengambil peran yang baik dalam masyarakatnya. Dalam kaitan inilah, Rasulullah saw bersabda yang artinya: sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi orang lain (HR. Qudhy dari Jabir). Demikian secara umum profil seorang muslim yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan hadits, sesuatu yang perlu kita standarisasikan pada diri kita masing-masing.
*sumber: dakwatuna.com
TIPE GRUP MENTORING: is number 4!

Mentoring MUNTIJAH : SUKSES
Ada dua kriteria ke-SUKSES-an sebuah mentoring. (1) Tercapai nya dinamisasi, sehingga jalannya mentoring berlangsung menggairahkan dan tidak menjemukan. (2) Tercapai nya produktivitas, sehingga tujuan mentoring dapat tercapai.

Mentoring Muntijah/ SUKSES
=
Dinamis + Produktif
(dalam proses)          (dalam tujuan)






Sumber: *satria hadi lubis

Sesungguhnya telah datang kepada kalian cahaya dari Allah, dan kitab yang menerangkan. Dengan kitab itulah Allah menunjuki orang-orang yang mengikuti keridhaan-Nya kejalan keselamatan, dan (dengan kitab itu pula) Allah mengeluarkan mereka dari gelap gulita kepada cahaya yang terang benderang dengan seizin-Nya, dan menunjuki mereka ke jalan yang lurus." (Al-Maidah: 15-16)
Sesungguh nya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah, gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka bertambah (kuat) iman nya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal. (Al-Anfal: 2)